“Ketika anak kecil kuwalahan dengan emosinya atau perasaannya, adalah tugas kita membuat anak-anak ini menjadi tenang, orang tua jangan ikut emosi, karena anak akan belajar, ooh begini toh cara orang tuaku mengendalikan emosinya.” Tutur Yusmashfiyah, Komisioner KPAI Yogyakarta saat menjadi narasumber pada Seminar Parenting di SD Sains Nusantara.
Orang tua terkadang tidak menyadari saat menghadapi anak, ia yang seharusnya mendidik dengan benar ternyata justru melakukan toxic parenting yang bukannya menjadikan anaknya menjadi lebih baik, justru menjadi lebih buruk. Untuk mengantisipasi hal tersebut SD Sains Nusantara mengundang orang tua dan Kepala-kepala RA/TK di wilayah kecamatan Kebumen untuk mengikuti kegiatan Seminar Parenting yang digelar tanggal 17 Maret 2022.
Toxic parenting artinya adalah kesalahan sikap dan perilaku orang tua dalam mendidik anak yang justru membuat anak kemasukan racun-racun yang merusak ke dalam jiwanya. Dan hal ini seringkali dilakukan oleh orang tua-orang tua yang secara literasi masih kurang dan hanya mengikuti tradisi orang tuanya dulu saat mendidik dirinya.
Padahal kondisi, situasi, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pengalaman yang dimiliki anak zaman sekarang berbeda jauh dengan kondisi, situasi dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada saat orang tuanya menjadi anak. Jika diteruskan maka didikan orang tuanya yang tidak memahami kondisi kejiwaan anaknya, justru menjadikannya ‘racun’ bagi anak-anaknya. Maka bukan menjadi taat kepada orang tua, tapi takut, bukan menjadi sadar tugas-tugasnya, tetapi merasa tertekan diperlakukan seperti robot.
Yusmashfiyah menuturkan bahwa orang tua yang baik adalah mau mendengarkan dan menjadi sahabat curhat bagi anak-anaknya. Misalnya jika anak menyenggol gelas atau piring. Seharusnya jangan emosi dulu yang keluar, ditanya baik-baik sengaja apa tidak, kalau dijawab tidak, lalu dibilang baik-baik "oh ya.. tidak apa-apa, sekarang bersihkan ya". Orang tua yang baik harus melihat sesuatu dari sudut pandang anak-anak, jangan memaksakan sudut pandang orang tua tanpa memberikan kesempatan anak untuk mengemukakan pikirannya.
"Toxic parenting ini sangat berbahaya jika diteruskan bagi jiwa anak-anak, saya berharap seminar ini dapat menyadarkan para orang tua seperti saya agar tidak lagi melakukan toxic parenting saat berhadapan dengan anak-anak." Tutur Yuslim Fauzi, S.H.I., Ketua Komite SD Sains Nusantara. (Brs)
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/w1_ZV9OPTZM" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>